Undangan Terbesar Yang Pernah Ada


                Ada sebuah panggilan, panggilan yang dalam dan keras yang berasal dari Hati Allah dan semakin lama intensitasnya semakin meningkat : “Mengapa kita puas tanapa kehadiran-Ku; Mengapa kita tetap jauh ketika kita sebenarnya bisa memiliki keintiman dengan-Ku.”
                Kita semua mempunyai teman-teman atau orang-orang yang kita kagumi, dengan siapa kita ingin dekat. Mereka pasti punya tempat khusus di hati kita dan menghabiskan waktu dengan mereka adalah moment yang paling menyenangkan, khususnya bila itu terjadi atas undangan dari mereka. Dan pada saat kita menerima undangan tersebut maka di dalam hati kita akan mengalir suatu gairah yang membuat kita bisa melakukan hal apapun untuk memenuhi undangan tersebut bahkan kita juga akan mengosongkan jadwal kegiatan kita.
                Di dalam kitab Yakobus, kita menemukan sebuah undangan terbesar yang pernah ada, “Mendekatlah pada Allah dan Ia akan mendekat kepadamu.(Yak 4:8)” Marilah kita berhenti sejenak dan merenungkan ayat ini, Allah pencipta alam semesta mengundang kita semua untuk mendekat kepadanya. Bayangkan saja seandainya kita mendapatkan hadiah undian berupa undahgang untuk datang dan makan bersama seorang artis terkenal di rumahnya maka kita akan sangat bahagia dan kita tidak bisa lagi membahasakan rasa bahagia tersebut. Apalagi ini adalah Pribadi yang mengatasi segala apa yang ada mengundang kita untuk datang dan tidak hanya sekedar datang saja tetapi juga menikmati Dia secara intim seperti ada tertulis, “Tuhan, yang Pencemburu dalam hubungan-Nya dengan kamu. (Kel 34:14, NLT)”
                Ini adalah sebuah kerinduan Allah yang terbesar yang tidak pernah berkesudahan. Ia adalah Pribadi yang memberikan undangan tersebut kepada kita karena di dalam Hati-Nya Ia merindukan kita anak-anak-Nya mengenal Dia. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, dibutuhkan ribuan tahun persiapan-persiapan rumit, dan harga yang amat mahal untuk membuka jalan bagi hubungan antara Allah dan manusia sedekat ini. Yohanes salah satu sahabat terdekat Yesus melaporkan, “Tidak ada seorangpun yang telah melihat Allah; Satu-satunya Putra yang unik, atau satu-satunya Allah yang dilahirkan, Yang berada dipangkuan [dalam hadirat yang intim ] dari Allah, Ia telah memperlihatkan-Nya [Ia telah memberitakan-Nya dan membawa-Nya ke tempat di mana Ia bisa dilihat; Ia telah menafsirkan-Nya dan memperkenalkan-Nya] Yoh : 1:8, AMP”.
                Adam  mengenal Allah secara terbuka tetapi karena ketidaktaatnya atau dosanya ia tidak dapat kembali menikmati kehadiran Allah yang Mulia dan jalan hidupnya diturukan kepada setiap umat manusia yang menjadi keturunannya. Dan oleh karena ini tidak ada seorang laki-laki atau perempuanpun yang mempunyai kedekatan dengan Allah seperti Adam. Namun demikian Allah Bapa mempunyai kerinduan yang kuat untuk mengembalikan hubungan intim kita dari keterpisahan yang mengerikan ini. Dan sebagai jawabannya Ia mengirim Yesus Kristus yang sejak semula berada bersama-sama dengan Allah, Allah yang menjadi daging, untuk membayar harga yang akan membebaskan kita dari segala kegelapan, untuk memeperdamaikan kita dengan Allah dan juga mengembalikan keintiman hubungan kita dengan Allah, jika kita menerima Dia sebagai Tuhan kita secara pribadi.
                Meskipun begitu, pertemuan kembali antar Allah dan manusia belum dikhotbahkan atau dialami secara sempurna. Kita telah menekankan pembebasan dari dosa dan maut, tetapi lalai untuk memberitakan persekutuan yang intim,  yang tersedia bagi kita semua yang telah dibebaskan. Pengabaian ini sangat merugikan karena menyebabkan begitu banyak orang melewatkan keindahan dari mengenal Allah secara intim. Suatu pararel tragedy ini ditampilkan dalam Perjanjian Lama, oleh para keturunan Abraham.

Comments

Popular posts from this blog

Flowchart Penjualan Grosir / Eceran

Flowchart Proses Pembelian Barang